Agustus 29, 2012

Seharusnya Aku Bilang STOP Penulis : Ade Anita

0 komentar
Seharusnya Aku Bilang STOP
Penulis : Ade Anita


Aku memandang kesepuluh jemari tanganku. Sudah berapa lama sebenarnya aku menetap di Jakarta setelah aku menikah? Jika satu buah jari mewakili satu tahun, maka keberadaanku di Jakarta ini belumlah mencapai sepuluh tahun. Mungkin baru… 6…7…Yup. Baru delapan tahun aku tinggal di Jakarta setelah aku menikah. Eh… mungkin ada pertanyaan dari para pemba

ca sekalian, memangnya aku dahulu tinggal dimana? Jawabnya yah di Jakarta juga. Sejak lahir aku tinggal di Jakarta, besar di Jakarta, Sekolah di Jakarta dan bertemu jodohpun di Jakarta. Tapi entah kemana saja aku selama ini, setelah menikah dan tinggal di kota yang sama, mengapa Jakarta kini menjadi sedemikian asing bagiku?

Dahulu aku aktifis kampus. Pergi pagi pulang petang karena begitu banyaknya kegiatan yang harus aku ikuti setiap harinya. Seabreg kegiatan itu sudah aku jalani bahkan sejak aku masih duduk di bangku SMP. Aku memang termasuk orang yang tidak bisa duduk diam saja menunggu sesuatu terjadi dengan sendirinya. Tanganku gatal jika tidak mengerjakan sesuatu dan kakiku pegal-pegal jika tidak melangkah ke banyak tempat. Kepala ini rasanya menjadi mengecil dan mengeras jika tidak ada informasi yang berkelebat keluar masuk ke dalam kepalaku. Aku memang orang yang senang membaca, senang menulis dan juga senang bicara. Wah. Borongan yah. Tapi bisa jadi karena semua kesenangan ini maka beberapa jabatan yang lumayan vital diamanahkan ke tanganku. Alhamdulillah. Tapi karena seabreg kegiatan tersebut, ditambah segala fasilitas kemudahan yang aku peroleh ketika menyandang status “anak”, aku menjadi jarang sekali tergerak untuk mengetahui apa yang terjadi di seputar rumahku, sekeliling tetanggaku dan lebih jauh lagi, apa yang sebenarnya terjadi di lingkungan kota tempat tinggalku, Jakarta.

Semua terasa baru ketika setelah menikah suamiku meminta aku untuk berdiam di rumah guna mengurus rumah tangga dan menjaga anak-anak. Mungkin bisa dikatakan inilah awal mula kehidupanku yang sesungguhnya. Tahun pertama perkawinan yang ramai dengan tangis dan tawa bayi yang aku lahirkan, membuat aku belum terpikir untuk melongok keluar rumah. Paling banter aku bertemu para tetangga ketika kami sama-sama membeli sayur di pasar atau warung, atau ketika ada acara kerja bakti antar warga. Itupun biasanya dengan sebuah ketergesaan. Khawatir bayiku menangis kepanasan karena terik matahari atau terhirup debu-debu jalanan yang luar biasa serbuannya yang tiada henti itu.

Dua tiga tahun berlalu tanpa terasa. Kini anak-anak sudah mulai beranjak besar. Tak ada lagi waktu siaga 24 Jam yang harus aku berlakukan dalam menjaga dan mengasuh mereka. Pagi anak-anak berangkat sekolah dan suamipun berangkat ke kantor. Membereskan rumah kami yang mungil mungkin hanya memakan waktu satu atau dua jam saja. Akhirnya mulailah waktu luang yang cukup banyak datang menghampiri. Tak ada yang dikerjakan. Tak ada kegiatan. Tak ada kesibukan yang cukup berarti. Inilah saatnya untukku mulai melihat ke dunia di luar rumah. Aku baru menyadari bahwa ternyata, setelah lewat separuh umur hidupku dihabiskan di kota Jakarta, aku lupa untuk sejenak saja melihat keadaan kota ini dalam kesehariannya. Dengan ketetapan hati untuk mulai memperhatikan lingkungan, aku pun mulai melangkahkan kaki keluar dari sarang yang paling aman, keluar rumah. Dimulai dengan menghadiri kegiatan arisan RT.

“Wah, ibu-ibu. Ini ada anggota arisan kita yang baru. Kebetulan karena ini bukaan baru jadi beliau aku masukkan menjadi anggota arisan yang baru.” Aku tersipu-sipu ketika Bu Ramdan yang mengkoordinasikan penyelenggaraan arisan mulai memperkenalkan diriku di hadapan sekitar 50-an orang ibu-ibu peserta arisan. Wah, subhanallah. Banyak juga ternyata tetangga-tetanggaku jika sudah dikumpulkan. Mereka terdiri dari berbagai kalangan. Tanpa terasa, aku otomatis membagi mereka dalam beberapa kelompok. Ada kelompok kelas menengah ke bawah ada yang kelas menengah ke atas. Semua pengelompokan ini otomatis aku lakukan hanya berdasarkan dari melihat cara mereka berpakaian dan berbicara (ah, tolol dan sok tahunya aku; itu baru aku sadari setelah sampai di rumah. Semoga Allah memaafkan sifat sok tahuku ini, aamiin).

Dari acara arisan, secara perlahan tapi pasti aku mulai mencoba melebur dalam masyarakat di sekelilingku. Jika semula seharian aku berada di rumah, kini di siang hari, selesai shalat dzuhur, aku mencoba untuk berjalan ke luar ke arah kerumunan ibu-ibu yang sedang bergerombol menyaksikan anak-anak mereka bermain di tengah jalan. Kebanyakan anak-anak mereka bermain sepeda atau petak lari. Kebetulan anak-anakku juga berada di antara anak-anak mereka. Maka aku mulai menghampiri gerombolan ibu-ibu itu. Dari awal, aku tidak tahu harus berbicara apa. Aku bukan seorang yang supel dan luwes dalam bergaul. Aku termasuk tipe pendiam dan sedikit pemalu tapi tidak bodoh (setidaknya ini yang aku yakini untuk memompa diriku agar tidak minder di hadapan orang lain). Jadi, keberadaanku di antara para ibu-ibu tetanggaku kebanyakan hanyalah sebagai seorang pendengar yang baik. Paling beberapa kali celetukanku keluar jika kami sama-sama memberi komentar terhadap perilaku anak-anak kami yang memang terkadang memancing tawa dan komentar.

Lalu satu dua orang mulai mengajakku untuk mampir ke rumahnya. Mulai dari mencoba resep masakan, sampai rencana untuk melakukan senam aerobik bersama dengan menggunakan video CD senam. Suamiku hanya tersenyum saja jika malam hari aku bercerita padanya apa yang telah aku lakukan dengan para tetanggaku itu. Kian lama, ada sebuah keasyikan tersendiri juga ternyata bergaul dengan para tetangga. Kini, waktu yang diperlukan dalam perjalanan menuju ke pasar atau dokter bisa lebih lama dari dahulu. Jaraknya tidak berubah, tapi karena hampir di sepanjang jalan banyak yang menyapa dan aku menyempatkan diri untuk menghampiri mereka yang menyapaku, jadilah waktu tempuh untuk jarak yang sama jadi lebih lama.

Hingga suatu hari seorang tetanggaku mengajak untuk menonton film dari VCD mereka. Judulnya, Ada Apa Dengan Cinta. Hihihi…. Kami yang sebenarnya sudah berusia hampir kepala empat ini jadi merasa seperti remaja lagi. Bergerombol di depan televisi sambil beberapa kali asyik memberi komentar terhadap beberapa adegan. Seorang ibu beberapa kali membandingkan pengalaman masa mudanya dengan adegan film tersebut. Tanpa dikomando kami beberapa kali pula seperti koor meledek beliau. Suasananya jadi seperti gerombolan remaja yang diam-diam menonton film di rumah orang tuanya ketika orang tua sedang tidak ada di rumah. Suamiku sendiri, yang tetap setia mendengar semua cerita tentang kegiataan sehari-hari, ikut tersenyum-senyum mendengar ceritaku.

“Film itu kan sudah beberapa kali diputar di TV?” Komentarnya.

“Iyah sih. Tapi nggak tahu tuh, kok rasanya lain yah waktu tadi kami menontonnya ramai-ramai di rumah Tina. Kami semua jadi merasa muda kembali. Entah mengapa.”

“OH. Itu mungkin karena kamu sudah terlalu lama berdiam di dalam rumah dan tidak pernah lagi bertemu orang-orang semenjak kamu menikah. Maafkan aku yah, sayang.” Suamiku meraih kepalaku dan mengacak-acak rambutku dengan mesra.

“Ah, aku ikhlas kok insya Allah.” Aku tak urung jadi merasa mukaku berwarna merah jambu menerima perlakuan suamiku. Ah, mengapa aku jadi ingat adegan Rangga yang mengacak-acak rambut Cinta di Film AADC yah? Duh, aku kan bukan remaja lagi. Dan wajahku terasa kian panas menahan malu yang tiba-tiba menyelinap.

Lalu di hari berikutnya, beberapa kali aku larut dalam pembicaraan ibu-ibu. Hingga tanpa terasa kami kini sudah membicarakan tentang isi tabloid infotaiment. Beberapa nama artis berkelebat hadir di tengah pembicaraaan kami. Mulai dari gosip siapa yang menikah, siapa yang bercerai, siapa yang berselingkuh hingga siapa yang melahirkan, semua hadir tanpa terasa. Lalu tanpa terasa juga, kami mulai membicarakan tentang fisik artis tersebut. Tentu saja ditambah dengan penilaian yang bersifat sangat subjektif dari masing-masing ibu-ibu yang terlibat pembicaraan tersebut. Aku mulai merasa suasana tidak enak. Jengah. Tapi tak tahu bagaimana harus menghindari jika sudah berada di tengah-tengah mereka. Kini, dari yang semula hanya menjadi pendengar yang baik sesekali aku mulai ikut memberi komentar dan celetukan kini kanan.

Pembicaraan mulai bergulir kian variatif. Beberapa ibu-ibu membawa beberapa dagangan dan mulai menawarkan transaksi penjualan dengan sistem kredit. Beberapa ibu-ibu lain mulai membawa beberapa film remaja lain yang memang sedang ngetrend di bioskop. Mulai dari Jelangkung, Andai Dia Tahu hingga Eiffel, I’m In Love.

“Wah. Kamu sudah seperti remaja saja deh. Masa nonton film-film seperti itu sih? “ Suamiku mulai keheranan.

“Iyah. Aku juga bingung. Tapi aku juga bingung gimana harus menolaknya. Entahlah. Terkadang duduk, ngumpul dengan mereka dan melakukan hal-hal yang sepele seperti itu kok malah bikin aku jadi lebih rileks yah Mas? Sama ini nih. Aku kadang juga merasa jadi semangat lagi deh, persis kayak waktu remaja dulu.”

“Hmm, mungkin karena kamu selama ini jenuh dan lelah dengan kegiatan yang monoton sehari-harinya. “

“Hmm… mungkin juga yah. “ Aku mengangguk tanda setuju.

“Yah sudah.Asal tidak membawa kamu ke arah melalaikan shalat, rumah dan anak-anak, pada prinsipnya aku membolehkan kamu kok bergaul dengan mereka. Tapi hati-hati yah, sayang. Jangan sampai kamu lengah dan tanpa terasa melakukan hal-hal yang sebenarnya sia-sia.” Sebuah kecupan ringan mendarat di keningku. Dan aku kembali merasakan pipiku bersemu merah karenanya. Ah. Entahlah. Kadang aku merasa bahwa aku terlalu terpengaruh dengan film-film yang aku tonton. Akibatnya, seringkali aku merasa bahwa jika sedang berduaan dengan suamiku, kami bukan lagi sepasang orang tua yang berusia kepala empat dan punya lima orang anak yang semuanya sudah tidak kecil lagi.

Aku sering merasa bahwa kami adalah sepasang remaja yang sedang berkasih-kasihan dan terlibat dalam percintaan yang romantis. Persis seperti adegan dalam film-film remaja yang aku tonton. Bedanya, kami lebih beruntung dari para remaja di film-film tersebut karena kami sudah menikah. Artinya, apapun yang kami lakukan dalam berkasih-kasihan, jika dilakukan dengan penuh keikhlasan dan rasa cinta satu sama lain, insya Allah mendatangkan pahala ibadah tersendiri.

Suatu hari Tika menarik tanganku.

“Ayo ikut ke rumahku. Ibu-ibu yang lain sudah berkumpul semua tuh. Ada film baru, nonton yuk.” Aku gelagapan, bingung harus memberi komentar apa.

“Film apa?”

“Film bule.”

“Film bule? Tumben. Apa? Lord Of The Ring? “ Aku bertanya sambil mengikuti langkah Tika.

“Lord apaan? Bukan. Judulnya Tarzan.” Tika menjawab sambil berjalan bergegas memasuki rumahnya. Sudah ada banyak ibu-ibu di sana. Mungkin sekitar 15 sampai 18 orang. Lumayan banyak. Aku mengambil posisi duduk di tengah mereka. Dekat dengan sepiring pisang dan tahu goreng.

“Sudah siap semua yah? Aku putar deh.” Tika langsung memutar VCD Playernya. Lalu muncullah tayangan perdana dari film pada umumnya. Tentang siapa pemainnya, siapa yang menjadi sponsornya, dan sebagainya. Aku mencomot satu buah pisang goreng. Masih hangat. Hup. Nyam nyam. Segigit pisang goreng masuk ke dalam mulutku. Enak dan manis, alhamdulillah.

“Eh, judulnya apa tadi?” Aku bertanya setelah kunyahan gigitan pisang goreng di mulutku mulai kosong di mulutku. Tak ada yang menjawab. Semua ibu-ibu terlihat asyik menonton adegan film. Aku menoleh kiri kanan. Ternyata hampir semua ibu-ibu pandangan matanya tak berkedip. Aku yang semula asyik dengan pisang goreng mulai melayangkan pandanganku ke layar televisi. Bertepatan dengan adegan sepasang pria dan wanita yang sedang membuka pakaianannya. Aku terpana tapi alhamdulillah segera sadar dan langsung menunduk.

“Masya Allah. Film apa ini?” Pisang goreng di tanganku tidak lagi terasa manis dan hangat. Tapi tak ada yang menjawab pertanyaanku. Sebaliknya pendengaranku mulai dihampiri suara desah seorang wanita. Ah. Apa-apaan ini. Aku meletakkan pisang goreng yang tiba-tiba terasa keras seperti batu dan pahit seperti pil kina. Tubuhku berputar membelakangi layar televisi.

“Aku tidak bisa nonton film ini. Aku ingin pulang saja.” Setengah meringis aku berkata. Duh, aku kan sudah berusia hampir kepala empat tapi mengapa berperilaku cengeng seperti anak kecil seperti ini. Hik..hik… aku mulai putus asa, jengah dan kian panik. Telingaku kian terasa panas dengan suara desah yang terdengar dari televisi.

“Tunggu dulu Bu. Tonton saja, ini penting loh bu. Buat kita-kita juga, tahu. Supaya pandai kita dalam melayani suami kita.” Seorang ibu-ibu mencoba membujukku. Tapi alas dudukku terasa kian panas hingga tak sanggup rasanya aku terus duduk di sana.

“Nggak bisa. Aku malu.” Kini air mataku mulai menitik keluar. Tak peduli lagi pada usia yang sudah hampir kepala empat, tak peduli lagi pada predikat seperti anak kecil, aku mulai terisak ingin pulang. Sementara suara desah wanita di belakang punggungku kian ramai terdengar juga suara-suara lain yang terdengar hingga mendirikan bulu kudukku. Beberapa ibu-ibu mulai membujukku agar tenang.

“Apa-apaan sih ibu ini. Sungguh kampungan sekali. Masa nonton film seperti ini saja menangis? Ibu kan sudah menikah, anak-anak juga sudah beranjak besar. Adegan seperti ini tentulah sudah biasa ibu hadapi. Mengapa mesti menangis. Aku kasih tahu yah Jeng, kita tuh sebagai ibu-ibu harus pinter-pinter cari ilmu untuk membahagiakan suami kita di ranjang. Coba, bagaimana jika suami tidak puas di ranjang lalu melirik wanita lain?” Seorang ibu menasehatiku.

“Iyah bu. Tenang saja. Sebentar lagi juga selesai kok. Kita semua kan bukan remaja lagi yang baru pertama kali mengalaminya. Tidak usah malu.” Seorang ibu yang lain ikut memberi komentar. Aku kian terisak. Tapi kakiku sudah terlalu lemas untuk bangkit berdiri dan pergi dari ruangan yang serba tertutup tersebut. Semua gordein memang ditutup agar anak-anak tidak melihat film yang kami tonton.

“Ah. Rese banget deh mamanya Desi ini. Kalau kamu pergi dari sini, film ini terpaksa harus dimatikan, padahal tanggung juga.”

“Ah, tidak usah dimatikan. Yang mau pergi yah pergi saja. Ya sudah kalau situ mau pergi pergi deh buru-buru, disini malah jadi berisik, ganggu konsentrasi orang lain saja.” Sebuah suara terdengar menghardikku. Aku tak tahan.

“Aku ingin pulang saja. Biarlah aku kampungan atau apa. Aku tidak ingin melihatnya.” Akhirnya keluar juga kekuatan untuk berontak. Aku beranjak berdiri lalu berjalan mendekati pintu. Tak ada yang peduli padaku. Semua asyik menonton film. Jarak dudukku dan pintu jadi terasa sangatlah jauh. Bahkan handle pintu itu jadi terasa berkilo meter letaknya. Aku kepanasan karena rasa jengah di diriku yang mulai membakar seluruh isi dadaku. Mataku mulai berkabut karena air mata yang tidak mau berhenti. Sakit sekali rasanya hati ini diperlakukan seperti orang terusir di ruangan itu. Dalam kesendirian dan perasaan jengah yang tidak mau pergi aku menggapai handle pintu.

“Bu Dewi, tolong kunci lagi pintu yang dibuka sama mamanya Desi.” Sebuah suara tampak memberi komando.

“Iyah, biar saja deh kalau dia memang mau pergi. Dia sendiri yang rugi, tidak dapat pengetahuan tambahan yang baru.” Sebuah suara lagi terdengar.

“Nanti kalau tiba-tiba suaminya beralih ke wanita lain karena merasa kurang puas di ranjang baru tahu rasa dia.”

Sebuah suara tandas terdengar di telingaku. Ah. Mengapa mereka yang selama ini terasa begitu akrab dan ramah tiba-tiba hari ini jadi terasa begitu kejam? Mengapa mereka yang semula bisa menghilangkan kejenuhan dengan keceriaan hari ini tampak begitu egois? Mengapa mereka yang semula aku sangka adalah tetangga-tetanggaku yang baik hari ini berubah menjadi segerombolan ibu-ibu yang tampak panik mempertahankan suaminya dengan berbagai cara dan tak sungkan mengusir aku yang tidak sepaham dengan mereka?

Aku tidak mengerti dan tidak berminat untuk mencari tahu alasannya. Mungkin memang aku kampungan. Bisa jadi aku memang seorang wanita yang sudah hampir beranjak tua dan sama sekali tertinggal dari perkembangan pengetahuan yang disebut dengan pengetahuan modern. Aku tidak peduli. Air mataku kembali menitik dan aku menghasutnya buru-buru.

Malamnya, dalam pelukan suami tercinta aku kembali menangis menceritakan perlakuan teman-teman baruku itu. Ah. Beginikah warna sesungguhnya dari penduduk Jakarta dalam keseharian? Aku tak tahu karena bisa jadi ini hanyalah warna sebagian saja dari penduduk Jakarta yang berjumlah jutaan ini. Setelah tumpah ruah air mataku dalam pelukan suamiku tercinta, dan suara angin yang menggoyangkan dedaunan di luar kamar terdengar samar-samar. Suamiku bertanya pelan-pelan dan hati-hati.

“Tadi, kenapa kamu menangis di hadapan mereka?” Tangan kekar suamiku mengelus rambutku pelan-pelan. Aku tengadahkan kepalaku menghadap wajahnya. Tampak rambut putih telah menghiasi sisi kepalanya kiri dan kanan. Beberapa rambut putih juga sudah tampak hadir meramaikan janggut di dagunya.

“Aku takut mas.” Pelan aku mengadu dan tanpa terasa sebutir air mata kembali hadir di ujung mataku. Tangan suamiku segera bergerak dan menghapus butiran pertama tersebut.

“Takut apa, sayang?” Aku tersenyum dan merebahkan kepalaku di dadanya. Bisa kudengar suara detak jantung suamiku yang bertalu-talu berirama dengan teratur. Sebutir lagi air mataku hadir di ujung mata dan kembali dengan sigap suamiku menghapusnya dengan hati-hati dan penuh rasa kasih.

“Takut apa, sayang?” Suaranya kembali terdengar. Kini dengan intonasi perlahan dan sangat hati-hati. Sarat dengan kehangatan dan kemesraan. Aku merasakan suara yang penuh dengan muatan cinta di dalam suaranya. Subhanallah, betapa aku mencintainya dan bersyukur karena kami adalah pasangan yang saling mencintai satu sama lain.

“Aku takut Allah murka melihat apa yang aku lakukan. Bukankah Allah Maha Menyaksikan segala perbuatan kita?” Air mataku kembali menitik dan aku segera menelungkupkan kepalaku di atas dada suamiku. Sungguh, perasaan takut tadi siang kini ternyata hadir lagi dengan sendirinya malam ini. Aku takut, karena seharusnya aku berani mengatakan STOP pada diriku sendiri mungkin sejak tanda-tanda pertama ajakan para tetanggaku ke arah kelengahan mulai aku rasakan. Tapi nyatanya aku malah larut. Ah. Mungkin aku memang seorang wanita yang lemah. Allahumma, ampunilah atas kelemahan yang aku miliki saat ini. Diam-diam dalam tundukku aku berdoa dalam hati.


----------
Maret 2004

Ade Anita (adeanita_26@yahoo.com.au)

Agustus 06, 2012

TEST KEPRIBADIAN YUUUKKK!!!

0 komentar
Petunjuk : berikan nilai mulai dari angka 4 (untuk gambaran yang paling mendekati) sampai ke angka 1 (untuk gambaran yang paling tidak mendekati) untuk menjelaskan karakter dan perilaku Anda
1)
a.____ Saya memiliki kemauan yang sangat kuat dan keras kepala. Saya akan melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang Saya inginkan.
b.____ Saya tidak pernah santai/rileks. Saya selalu ingin bekerja walaupun waktunya sudah selesai
c.____ Saya lebih sering menunjukkan perilaku yang menyenangkan. Saya lebih banyak tertawa dan tersenyum daripada berwajah muram
d.____ Saya jika pertama kali bertemu dengan orang yang asing, biasanya Saya akan merasa agak sungkan. Saya lambat menerima orang baru. Mula-mula saya akan menarik diri dan kemudian akan menyesuaikan diri dengan perlahan-lahan

2)
a.____ Saya bertindak dengan cepat dan mandiri dan suka mengerjakan sesuatu sendiri
b.____ Saya menunjukkan perubahan emosi yang jelas. Saya bertindak berdasarkan perasaannya dan memiliki bakat untuk mengerjakan sesuatu dengan dramatis
c.____ Saya sering tampak tenang dan ramah. Saya umumnya memiliki reaksi yang tenang dan lembut terhadap suatu keadaan
d.____ Saya menyukai privasi dan kadang kala menyendiri dan jarang bergaul

3)
a.____ Saya umumnya tidak memberikan tanggapan yang berlebihan atas kasih sayang yang ditujukan kepada Saya
b.____ Saya umumnya optimis dan antusias dalam dalam hampir setiap situasi
c.____ Saya kurang aktif dalam mencoba hal-hal baru dan biasanya lebih suka melakukan hal yang telah saya ketahui dan saya kenal
d.____ Saya mengajukan banyak pertanyaan dan lebih suka memikirkan sesuatu secara mendalam sebelum mengambil keputusan

4)
a.____ Saya seringkali sangat aktif. Saya suka menjelajah mencoba hal baru, dan suka mengambil risiko
b.____ Saya mudah bergaul dengan orang dan suka berada di keramaian
c.____ Saya mudah bekerjasama dengan orang lain dan biasanya mudah cocok dengan orang lain
d.____ Saya seringkali mengambil suatu pendekatan yang berhati-hati terhadap suatu hal atau keadaan yang baru

5)
a.____ Saya terkadang sulit dipimpin dan sangat memilih terhadap siapa saya akan mengikuti
b.____ Saya kerap berpindah dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sering tanpa menyelesaikan kegiatan itu.
c.____ Saya terkadang segera menyerah bila mendapat tekanan dan mungkin meniru perilaku, aturan dan sifat orang lain secara berlebihan
d.____ Level kegiatan fisik (tingkat aktivitas) Saya biasanya terlihat rendah atau rata-rata

6)
a.____ Saya mudah marah dan memaksa untuk bisa mendapatkan yang Saya inginkan
b.____ Saya tampil kurang rapi, berantakan, dan/atau pelupa bila diminta mengerjakan sesuatu
c.____ Saya mengalami kesulitan untuk bisa menerima perubahan yang bersifat mendadak. Saya bisa bersikeras untuk mempertahankan keadaan agar tidak berubah. Saya menginginkan segalanya tenang dan damai
d.____ Emosi Saya umumnya terlihat lembut sehingga reaksi awalnya (yang tampak/eksternal) terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan adalah dengan berdiam diri dan terkendali. Reaksi internalnya jauh lebih kuat.

7)
a.____ Saya sangat menyukai persaingan
b.____ Saya sangat peduli dengan apa yang dikerjakan oleh orang lain
c.____ Saya tidak suka berkelahi dan menghindari pertentangan
d.____ Saya sering terlihat serius dan/atau sedih

8)
a.____ Saya mengatakan apa yang saya pikirkan dan memberi tahu apa yang Saya inginkan. Saya bisa sangat kasar dalam mengatakan pada orang lain tentang siapa atau apa yang tidak Saya suka
b.____ Saya sangat gemar bercerita. Saya sangat suka menceritakan kepada orang lain mengenai prestasi Saya dan kawan-kawan Saya. Saya bisa agak manipulatif dengan kemampuan Saya meyakinkan orang lain untuk melakukan apa yang Saya inginkan.
c.____ Saya biasanya lebih banyak mendengarkan daripada berbicara
d.____ Saya mengajukan banyak pertanyaan (sering yang rumit) mengenai hal-hal yang khusus dan meminta penjelasan atau jawaban yang detail atas pertanyaan Saya.

Nah kalau sudah diisi dengan poin-poin antara 1-4, jumlahkan setiap huruf hingga didapatkan nilai dari setiap pernyataan a-d. Misalnya poin untuk "a" berapa aja dari atas sampai bawah dijumlah semua, lalu yang "b" sendiri, yang "c" dan "d" juga sendiri. Nah, huruf apa yang paling tinggi? ambil dua yang tertinggi, itulah jenis kepribadian yang dominan dalam diri Anda. So, udah tau khan sekarang?
Jenis Kepribadian Anda :
a = Koleris
b = Sanguinis
c = Phlegmatis
d = melankolis


Lalu untuk selanjutnya mengenai pola pribadi yang telah kalian dapatkan dari test itu. Selama ini kita mengenal orang dari kepribadian mereka. Ada orang yang mudah bersahabat, pendiam, keras, pemarah, pendendam, penyabar, santai, perfeksionis (menuntut kesempurnaan), penggembira, optimis, pesimis, dan masih banyak istilah lain yang menggambarkan diri seseorang. Kalau diamati sekilas, kelihatannya akan cukup sulit untuk bisa mempelajari dan memahami kepribadian seseorang. Dulu kita selalu kagum dengan kemampuan orang dalam “membaca” kepribadian seorang. Setelah selidik punya selidik ternyata kepribadian itu mempunyai suatu pola. Pola yang akan sulit dimengerti bagi orang yang tidak mengerti cara membacanya, tetapi bagi mereka yang telah belajar dan mengerti cara membaca pola ini, mereka juga dapat “membaca” orang lain. Berikut adalah beberapa ciri dari pola kepribadian tersebut. Termasuk kelompok manakah Anda?

A) Koleris

Ciri Umum:
cenderung untuk berpikiran keras dan percaya diri;
mudah bosan dengan terlalu banyak hal yang bersifat detail;
menyukai ide yang baru dan inovatif

Kekuatan:
keinginan sangat kuat
sangat yakin pada kemampuan diri
sangat mandiri
tidak suka diperintah orang lain
suka memberikan perintah
jika menjadi pemimpin paling tidak suka orang yang plinplan,
banyak bicara, tetapi tidak produktif

Kelemahan:
jika kelebihan digunakan berlebihan,
sering terlihat bangga dan menunjukkan kekuasaannya,
terkadang kurang bijaksana,
kalau sudah marah bisa sangat kasar (sarkastis),
dapat menghancurkan orang lain hanya dengan kata-kata
penuh temperamen, mudah marah dan mudah memaafkan orang lain
bisa juga mudah melupakan kemarahannya.

B) Sanguinis

Ciri Umum:
sangat mudah bergaul
people-oriented
kurang perhatian dengan yang detail dan cepat
bosan dengan yang detail;
suka bersenang-senang dan banyak bicara


Kekuatan:
dapat bersahabat dengan siapa saja;
sangat peduli dengan orang lain;
tampak tidak memiliki beban;
selalu terlihat gembira dan bahagia;
sangat menyenangkan untuk dijadikan kawan

Kelemahan:
sering tidak disiplin dan tidak menepati janji;
rentang fokus pendek;
sulit untuk mendengarkan orang lain;
terlihat tidak stabil dan tidak disiplin;
cenderung membesar-besarkan sesuatu;
cenderung bertindak sebelum berpikir dan terkadang
kurang tegas sehingga sering diperalat orang lain

C) Phlegmatis

Ciri Umum:
sangat dapat diandalkan tetapi membutuhkan
lebih banyak rasa percaya diri;
jika ditempatkan di posisi baru akan sangat mudah down;
terlalu mudah menerima kata "tidak", anda perlu sedikit lebih memaksa

Kekuatan:
mudah bergaul dan dapat diandalkan
teratur, efisien, menyukai rutinitas, praktis
tidak suka kejutan,konservatif;
tipe diplomat, dapat melihat dari berbagai sudut pandang orang lain,
bisa sangat sabar dan sangat humoris;
bisa menjadi pemimpin hebat yang disenangi bawahan

Kelemahan:
bisa sangat takut dengan hal baru yang belum dikenal;
bisa sangat plinplan;
tipe penonton - kurang inisiatif dan kurang aktif;
lebih suka di belakang layar;
kadangkala kurang bersemangat dan diam;
jika tidak diberi penghargaan dan pengarahan
maka mereka menjadi frustasi dan menyerah.

D) Melankolis

Ciri Umum:
rapi dan efisien, lebih suka hal yang terencana
daripada yang spontan;
suka berpegang teguh pada ide/produk yang telah terbukti berhasil;
berorientasi pada data,fakta, dan angka,serta lebih menggunakan
alasan daripada emosi

Kekuatan:
sangat berbakat dan cerdas
penemu/pengembang gagasan
sangat analitis
perfeksionis dan idealis
tak kenal lelah menghasilkan pekerjaan yang baik
dan tekun dalam mengejar cita-citanya

Kelemahan:
sering terpusat pada diri mereka sendiri
sering murung/berubah-ubah temperamennya
dikenal dengan sebutan "pencari kesalahan"
suka berteori dan cenderung tidak bersosialisasi
sangat pendendam


CARA MENYESUAIKAN DIRI: AGAR TERJALIN HUBUNGAN YANG LEBIH BAIK DENGAN TIPE KEPRIBADIAN YANG LAIN
Ingat rahasianya : sesuaikan kepribadian Anda saat berhubungan dengan tipe kepribadian lainnya.

Jika jadi seorang KOLERIS. Jadi jika Anda berhubungan dengan seorang:
a.Koleris – Jangan terlalu keras atau menuntut. Rileks sajalah. Berikan kesempatan pada orang koleris lainnya untuk memegang kendali/control
b.Sanguin – Tunjukkan rasa persahabatan dan keramahan yang ekstra. Biarkan mereka bercerita mengenai diri mereka, pengalaman mereka, dan lain-lainnya. Berlakulah lebih santai dan rileks
c.Phlegmatis – Slowdown, sedikit lebih santai dan jangan membuat mereka takut. Gaya anda yang keras dan agresif akan menakutkan mereka. Berlakulah ramah. Berikan mereka kesempatan untuk mengolah fakta yang anda berikan. Jangan terlalu menekankan hal yang “baru” karena mereka lebih suka hal yang rutin dan telah teruji berhasil
d.Melankolis – Jawab semua pertanyaan mereka. Berikan angka, data, perbandingan, gambar, grafik, dan lain-lainnya. Mereka suka dengan bukti. Berlakulah agak santai. Jangan mendesak. Berikan mereka waktu untuk berpikir. Jawab penolakan mereka dan jangan berpura-pura (berlaku tidak jujur)

Jika jadi seorang MELANKOLIS, Jadi jika Anda berhubungan dengan seorang:
a.Koleris – Segera ceritakan pokok permasalahannya (bicara to the point). Jangan membuat mereka bosan dengan angka dan fakta-fakta. Berikan ide pokoknya. Tunjukkan keyakinan atas apa yang sedang Anda kerjakan. Tunjukkan hasil, tujuan, dan prestasi.
b.Sanguin – Berikan mereka sedikit lebih banyak kesempatan untuk berbicara. Tertawalah bila cerita mereka itu lucu. Tunjukkan antusiasme. Jangan membuat mereka bosan dengan angka dan fakta-fakta. Bila memungkinkan, berikan mereka pengalaman dan kesenangan dengan mencoba produk atau ide yang Anda tawarkan kepada mereka agar mereka mencobanya sendiri
c.Phlegmatis – Tunjukkan keramahan dan sikap bersahabat, jangan terlalu business-like . Berikan mereka “ruang dan waktu” untuk menerima presentasi Anda. Berceritalah tentang keluarga. Jangan mendesak. Bersikap sedikit lebih rileks
d.Melankolis – Anda cocok bertemu dengan orang ini. Presentasi Anda yang menyeluruh dan terperinci akan sangat dihargai. Anda merlihat dengan cara yang sama dan ini akan menjadi presentasi terbaik Anda

Jika jadi seorang SANGUIN, Jadi jika Anda berhubungan dengan seorang:
a.Koleris – Jangan bergurau dan buanglah basa-basi Anda. Segera ke pokok permasalahan. Berlakulah seperti seorang pebisnis (business-like). Tekankan hasil yang bisa dicapai dan jangan membuang-buang waktu (bertele-tele)
b.Sanguin – Ingatlah bahwa Anda ke sana bukan untuk bertamu. Berhati-hatilah untuk tidak terjebak dalam pembicaraan yang panjang. Ingat untuk meminta waktu untuk tindak lanjut
c.Phlegmatis – Berbicaralah dengan topic orang atau berceritalah sambil memasukkan fakta dan data. Berikan stabilitas melalui pelatihan dasar dan pengetahuan produk. Dapatkan kepercayaan mereka. Berhati-hati untuk tidak terlalu memaksa/mendesak agar cepat akrab dalam waktu yang terlalu singkat
d.Melankolis – Buang basa-basi sebagai pembuka pembicaraan. Tidak usah cerita macam-macam. Jangan menyia-nyiakan waktu mereka. Berikan data dan angka. Jawab pertanyaan mereka dan jangan berlaku bodoh. Berikan bukti. Naikkan kadar “melankolis” Anda. Ini akan menjadi hal yang sangat menantang bagi Anda. Konsentrasilah!

Jika jadi seorang PHLEGMATIS, Jadi jika Anda berhubungan dengan seorang:
a.Koleris – Usahakan untuk lebih percaya diri. Sedikit lebih assertive (mendesak/tegas). Sadarilah bahwa mereka mungkin akan “ menentang” Anda. Jangan takut dengan orang koleris yang punya keinginan kuat
b.Sanguin – Jangan kehilangan kendali dengan membiarkan mereka bercerita ngalor-ngidul. Tetap fokus pada tujuan pertemuan. Anda berdua adalah people-oriented, jadi pasti dapat bergaul dengan mudah. Hati-hati dengan sikap mereka yang terlalu bersahabat
c.Phlegmatis – Mereka sama seperti Anda, butuh penegasan ulang. Berlakulah sedikit lebih percaya diri daripada biasanya. Jangan lupa untuk berlaku berani dan close the deal
d.Melankolis – Jawablah pertanyaan mereka. Yakinlah pada produk atau rencana Anda. Ingat, orang melankolis akan “menentang” Anda dengan sikap mereka yang skeptis dan pesimis. Ini normal saja. Sampaikan data dan angka dengan tegas. Cara pendekatan Anda yang lebih lambat akan sangat menguntungkan Anda


Selamat mencoba. Semoga bermanfaat ^_^

Agustus 04, 2012

Ukhti... Bolehkan Kumeminta Fotomu?

0 komentar







Photo: Ukhti... Bolehkan Kumeminta Fotomu? 



Ukhti,... sebelum tiba ke dalam gerbang pernikahan biasanya engkau akan mengalami ihwal melihat calon pasanganmu. Baik si dia maupun engkau masing-masing ingin tahu lebih banyak tentang calon yang akan menjadi pendamping hidupnya. Dan..., memang itu tidak salah bahkan Islam menganjurkan agar calon suami ukhti melihat dirimu, karena agama kita ini adalah agama yang hanif yang tidak memuat kecurangan ataupun membuat rugi pemeluknya, maka engkau akan melihat betapa sempurnanya dienmu ini.

Bila masa itu tiba, dan engkau ingin dilihat olehnya, maka persiapkanlah dirimu dengan sebaik-baiknya biarkan ia melihatmu, jangan engkau tutupi segala kekurangan yang ada padamu karena itu akan membawa penyesalan nantinya. Adapun kelebihan yang ada pada dirimu maka pertahankanlah, jadilah dirimu sendiri, inilah aku apa adanya, semoga engkau menjadi suka padaku karena Allah semata.

Tapi terkadang diantara engkau ya ukhti..., dihadang pada suatu masalah ketika calonmu jauh darimu sehingga ia tidak bisa melihatmu secara langsung. Maka ia akan meminta foto dirimu. Agar bisa melihatmu dengan lebih dekat dan lebih pribadi. Atau terkadang diantara calon yang ingin melamarmu walaupun sudah melihatmu tapi masih juga menginginkan foto dirimu, maka apa yang akan engkau lakukan?

Ketika calonmu mengatakan, Ya ukhti, bolehkah aku meminta fotomu?

Tunggu dulu jangan engkau beri jawaban, iya.... karena dengan alasan ia ingin menikahimu maka engkau begitu mudah untuk memberikannya. Bagaimana kalau ia tidak jadi menikahimu? Bisakah engkau meminta fotomu kembali? Apakah engkau yakin ia bisa menjaga amanah untuk tidak memperlihatkan fotomu kepada orang lain selain kedua orang tuanya? Ah, mungkin kau berfikiran... inikan hanya sebuah foto! Masalah kecil... Coba baca keterangan ulama tentang masalah ini agar hatimu tenang dan engkau tidak membuat kesalahan yang fatal.

Ukhti muslimah, sebelum aku menjelaskannya kepadamu..., maka wajib bagimu untuk mengetahui secara detail tentang hukum memandang ini (nazhar). Berangkat dari sebuah hadits mulia yang disampaikan oleh sebaik-baik manusia diatas muka bumi ini, siapa lagi kalau bukan beliau Nabi kita Muhammad SAW bersabda: "Jika salah seorang diantara kalian meminang seorang wanita sekiranya ia dapat melihat sesuatu darinya yang mampu menambah keinginan untuk menikahinya, maka hendaklah ia melihatnya." (HR. Ahmad dan Abu Daud dengan sanad hasan dan dishahihkan oleh Al-Hakim dari hadits Jabir Radhiyallahu anhu).

Diriwayatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzi, An Nasa’i dan Ibnu Majah dari Mughirah bin Syu’bah bahwasanya ia melamar seorang wanita maka Rasulullah bersabda: "Lihatlah ia karena itu lebih melekatkan kalian berdua."

Dan, diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah ra bahwasanya seorang pria melamar seorang wanita, lalu beliau bertanya, "Apakah engkau telah melihatnya?" Ia berkata: "Belum". Beliau bersabda, "Pergilah dan lihatlah ia."

Dari hadits-hadits diatas dapat kita fahami bahwa islam mensyariatkan calon suami untuk melihat wanita yang akan dinikahinya. Karena sungguh faidahnya yang besar yaitu akan membawa kepada kedekatan diantara kedua belah pihak. Masing-masing akan tahu kelebihan dan kekurangan calon pasangannya.

Tentang masalah memandang ini maka engkau akan dapati perbedaan pendapat dikalangan ulama. Menurut jumhur ulama, "Diperbolehkan bagi pelamar melihat wanita yang dilamarnya, akan tetapi mereka tidak diperbolehkan melihat kecuali hanya sebatas wajah dan kedua telapak tangannya." Sedangkan Al-Auza’i mengatakan: "Boleh melihat pada bagian bagian yang dikehendaki, kecuali aurat." Adapun Ibnu Hazm mengatakan: "Boleh melihat pada bagian depan dan belakang dari wanita yang hendak dilamarnya." Bersumber dari Imam Ahmad, terdapat tiga riwayat mengenai hal lain. Pertama, seperti yang diungkapkan jumhur ulama. Kedua, melihat apa-apa yang biasa terlihat. Ketiga, melihatnya dalam keadaan tidak mengenakan tabir penutup (jilbab).

Jumhur ulama juga berpendapat: "Diperbolehkan melihatnya, jika ia menghendaki tanpa harus minta izin terlebih dahulu dari wanita yang hendak dilamarnya (secara sembunyi-sembunyi)." Adapun menurut Imam Malik, dari sebuah riwayat bahwa beliau mensyaratkan adanya izin dari wanita tersebut.

Setelah engkau mengetahui dalil tentang hukum memandang (nazhar) yang akan dipinang maka kita kembali kemasalah diatas, yaitu ketika ia berusaha untuk meminta foto dirimu, dengan berbagai alasan yang dia ungkapkan kepadamu agar engkau memberikannya.

Ya, mungkin hati kecilmu akan mengatakan hanya sebuah foto, tidak apa-apa! Mungkin engkau telah siap memasukkannya dalam sebuah amplop untuk diberikan kepadanya, foto terbaik yang ada padamu atau bila engkau sama sekali tidak memilikinya maka engkau mungkin akan beranjak pergi ke studio foto agar mereka bisa mengambil gambarmu...

Baiklah, ukhti muslimah saudaraku fillah, mari kita simak fatwa dari ulama kita tentang masalah ini, sungguh aku berharap kepadamu setelah engkau mengetahuinya maka engkau akan berubah fikiran. Inilah jawaban beliau dari sebuah pertanyaan yang diajukan kepadanya (semoga Allah merahmatinya). Ada seorang lelaki yang bertanya kepada Syaikh Utsaimin, "Apakah aku boleh meminta foto wanita yang aku pinang untuk dilihat?"

Maka beliau menjawab: TIDAK BOLEH, karena beberapa sebab: 

Kemungkinan foto tersebut akan disimpan oleh pelamar, meski ia tidak jadi menikah. 

Foto tersebut tidak bisa mewakili keadaan orang yang sebenarnya, karena terkadang rupa yang bagus menjadi jelek atau sebaliknya (menjadi bagus) disebabkan foto. 

Tidak pantas bagi seorangpun untuk memberikan peluang kepada orang lain mengambil foto salah satu anggota keluarganya, baik anak wanita, saudara wanita atau yang lain. Hal tersebut tidak boleh karena megandung fitnah. Boleh jadi foto tersebut jatuh ketangan orang-orang yang fasik, sehingga anak-anak wanita kita akan menjadi bahan tontonan. Jika ia berwajah cantik ia menjadi fitnah bagi banyak orang, namun jika ia berparas kurang rupawan maka ia akan menjadi bahan cercaan orang. (Fatwa Ibnu Utsaimin 20/810).

Jelaslah sudah nasehat yang disampaikan ulama kepada kita, semuanya untuk kemaslahatan kita, para muslimah agar terhindar dari fitnah. Karena itu, bila calonmu meminta fotomu maka kini engkau telah tahu jawabannya. Semoga engkau tidak tertipu oleh bujuk rayunya. Jadilah wanita mulia yang terhormat. Sungguh bila engkau perhatikan, hanya dienmu ini (Islam) yang mengangkat derajatmu dan memuliakan dirimu.

Semoga Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, para istrinya dan keluarga serta sahabatnya hingga hari akhir. Wallahu ‘alam bish-shawwab.

Sumber rujukan:

1. Fiqh Wanita, Hal: 399-340, Syaikh Kamil Uwaidah, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1999M.
2. Fatwa-fatwa Muslimah, Hal: 253-254, Darul Falah, Jakarta, 2000M.
3. Fatawa Liz Jauzain, Hal: 23-24, Media Hidayah, Jogjakarta, 2003M.

(Arochman Yudi Eko Prasetyo)


NB: Bagi yang ingin share atau tag dipersilakan saja. Yang melalui komputer tinggal klik tandai/tag gambar lalu klik siapa saja yang akan ditag. Dan bagi yang melalui hape dan kesulitan mengetag dirisendiri bisa minta bantuan temannya buat ngetag dan bisa mengetag teman2 yang lain juga. Caranya ajak teman anda untuk LIKE page ini dulu kemudian minta kepada teman anda untuk mengetag-kan dan anda juga bisa mengetag dia juga. Dan mohoooonn sebagai imbal balik tolong jangan hanya mengetag diri sendiri namun juga bantu teman-temannya untuk mengetagkan. Jika gagal berarti tagnya sudah penuh dan coba pindah ke gambar yang lain yang masih kosong. Sarankan ke teman untuk LIKE page ini untuk mendapatkan update-update terbaru karya-karya Kawanimut dan Cerpen-cerpen karya para penulis favorit setiap hari dengan meng-Klikhttps://www.facebook.com/IloveOriginalKawanimut/app_243996819014615. Da buat yang pengen karyanya diterbitin di page ini juga boleh, silakan saja kirimkan ke inbox redaksi page ini untuk kemudian diseleksi.
Selamat mencoba ^_^aaa

NB: Buat yang berminat membuat foto pribadi menjadi kartun seperti yang di album ini silakan menghubungihttp://www.facebook.com/kawanimut2 melalui inbox untuk detail2 prosedur pemesanannya. Dan setiap pemesan akan dibuatkan kartun dirinya dalam beberapa format, model dan kreasi sesuai keinginan. Contohnya bisa dilihat di albumhttps://www.facebook.com/media/set/?set=a.262186220484385.60601.100000790283993&type=3
Dan tentunya tidak gratis lho yaa? Kalau gratis desainernya pasti kewalahan karena permintaan pasti banyak sekali)


LIKE http://www.facebook.com/IloveOriginalKawanimut

FOLLOW https://twitter.com/#!/Kawanimut

Download gambar-gambar cantik Kawanimut di blog resmi http://kawanimut.multiply.com/

Atau dapatkan gambar ukuran aslinya di website http://www.desainkawanimut.com/

Ukhti,... sebelum tiba ke dalam gerbang pernikahan biasanya engkau akan mengalami ihwal melihat calon pasanganmu. Baik si dia maupun engkau masing-masing ingin tahu lebih banyak tentang calon yang akan menjadi pendamping hidupnya. Dan..., memang itu tidak salah bahkan Islam menganjurkan agar calon suami ukhti melihat dirimu, karena agama kita ini adalah agam
a yang hanif yang tidak memuat kecurangan ataupun membuat rugi pemeluknya, maka engkau akan melihat betapa sempurnanya dienmu ini.

Bila masa itu tiba, dan engkau ingin dilihat olehnya, maka persiapkanlah dirimu dengan sebaik-baiknya biarkan ia melihatmu, jangan engkau tutupi segala kekurangan yang ada padamu karena itu akan membawa penyesalan nantinya. Adapun kelebihan yang ada pada dirimu maka pertahankanlah, jadilah dirimu sendiri, inilah aku apa adanya, semoga engkau menjadi suka padaku karena Allah semata.

Tapi terkadang diantara engkau ya ukhti..., dihadang pada suatu masalah ketika calonmu jauh darimu sehingga ia tidak bisa melihatmu secara langsung. Maka ia akan meminta foto dirimu. Agar bisa melihatmu dengan lebih dekat dan lebih pribadi. Atau terkadang diantara calon yang ingin melamarmu walaupun sudah melihatmu tapi masih juga menginginkan foto dirimu, maka apa yang akan engkau lakukan?

Ketika calonmu mengatakan, Ya ukhti, bolehkah aku meminta fotomu?

Tunggu dulu jangan engkau beri jawaban, iya.... karena dengan alasan ia ingin menikahimu maka engkau begitu mudah untuk memberikannya. Bagaimana kalau ia tidak jadi menikahimu? Bisakah engkau meminta fotomu kembali? Apakah engkau yakin ia bisa menjaga amanah untuk tidak memperlihatkan fotomu kepada orang lain selain kedua orang tuanya? Ah, mungkin kau berfikiran... inikan hanya sebuah foto! Masalah kecil... Coba baca keterangan ulama tentang masalah ini agar hatimu tenang dan engkau tidak membuat kesalahan yang fatal.

Ukhti muslimah, sebelum aku menjelaskannya kepadamu..., maka wajib bagimu untuk mengetahui secara detail tentang hukum memandang ini (nazhar). Berangkat dari sebuah hadits mulia yang disampaikan oleh sebaik-baik manusia diatas muka bumi ini, siapa lagi kalau bukan beliau Nabi kita Muhammad SAW bersabda: "Jika salah seorang diantara kalian meminang seorang wanita sekiranya ia dapat melihat sesuatu darinya yang mampu menambah keinginan untuk menikahinya, maka hendaklah ia melihatnya." (HR. Ahmad dan Abu Daud dengan sanad hasan dan dishahihkan oleh Al-Hakim dari hadits Jabir Radhiyallahu anhu).

Diriwayatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzi, An Nasa’i dan Ibnu Majah dari Mughirah bin Syu’bah bahwasanya ia melamar seorang wanita maka Rasulullah bersabda: "Lihatlah ia karena itu lebih melekatkan kalian berdua."

Dan, diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah ra bahwasanya seorang pria melamar seorang wanita, lalu beliau bertanya, "Apakah engkau telah melihatnya?" Ia berkata: "Belum". Beliau bersabda, "Pergilah dan lihatlah ia."

Dari hadits-hadits diatas dapat kita fahami bahwa islam mensyariatkan calon suami untuk melihat wanita yang akan dinikahinya. Karena sungguh faidahnya yang besar yaitu akan membawa kepada kedekatan diantara kedua belah pihak. Masing-masing akan tahu kelebihan dan kekurangan calon pasangannya.

Tentang masalah memandang ini maka engkau akan dapati perbedaan pendapat dikalangan ulama. Menurut jumhur ulama, "Diperbolehkan bagi pelamar melihat wanita yang dilamarnya, akan tetapi mereka tidak diperbolehkan melihat kecuali hanya sebatas wajah dan kedua telapak tangannya." Sedangkan Al-Auza’i mengatakan: "Boleh melihat pada bagian bagian yang dikehendaki, kecuali aurat." Adapun Ibnu Hazm mengatakan: "Boleh melihat pada bagian depan dan belakang dari wanita yang hendak dilamarnya." Bersumber dari Imam Ahmad, terdapat tiga riwayat mengenai hal lain. Pertama, seperti yang diungkapkan jumhur ulama. Kedua, melihat apa-apa yang biasa terlihat. Ketiga, melihatnya dalam keadaan tidak mengenakan tabir penutup (jilbab).

Jumhur ulama juga berpendapat: "Diperbolehkan melihatnya, jika ia menghendaki tanpa harus minta izin terlebih dahulu dari wanita yang hendak dilamarnya (secara sembunyi-sembunyi)." Adapun menurut Imam Malik, dari sebuah riwayat bahwa beliau mensyaratkan adanya izin dari wanita tersebut.

Setelah engkau mengetahui dalil tentang hukum memandang (nazhar) yang akan dipinang maka kita kembali kemasalah diatas, yaitu ketika ia berusaha untuk meminta foto dirimu, dengan berbagai alasan yang dia ungkapkan kepadamu agar engkau memberikannya.

Ya, mungkin hati kecilmu akan mengatakan hanya sebuah foto, tidak apa-apa! Mungkin engkau telah siap memasukkannya dalam sebuah amplop untuk diberikan kepadanya, foto terbaik yang ada padamu atau bila engkau sama sekali tidak memilikinya maka engkau mungkin akan beranjak pergi ke studio foto agar mereka bisa mengambil gambarmu...

Baiklah, ukhti muslimah saudaraku fillah, mari kita simak fatwa dari ulama kita tentang masalah ini, sungguh aku berharap kepadamu setelah engkau mengetahuinya maka engkau akan berubah fikiran. Inilah jawaban beliau dari sebuah pertanyaan yang diajukan kepadanya (semoga Allah merahmatinya). Ada seorang lelaki yang bertanya kepada Syaikh Utsaimin, "Apakah aku boleh meminta foto wanita yang aku pinang untuk dilihat?"

Maka beliau menjawab: TIDAK BOLEH, karena beberapa sebab:

Kemungkinan foto tersebut akan disimpan oleh pelamar, meski ia tidak jadi menikah.

Foto tersebut tidak bisa mewakili keadaan orang yang sebenarnya, karena terkadang rupa yang bagus menjadi jelek atau sebaliknya (menjadi bagus) disebabkan foto.

Tidak pantas bagi seorangpun untuk memberikan peluang kepada orang lain mengambil foto salah satu anggota keluarganya, baik anak wanita, saudara wanita atau yang lain. Hal tersebut tidak boleh karena megandung fitnah. Boleh jadi foto tersebut jatuh ketangan orang-orang yang fasik, sehingga anak-anak wanita kita akan menjadi bahan tontonan. Jika ia berwajah cantik ia menjadi fitnah bagi banyak orang, namun jika ia berparas kurang rupawan maka ia akan menjadi bahan cercaan orang. (Fatwa Ibnu Utsaimin 20/810).

Jelaslah sudah nasehat yang disampaikan ulama kepada kita, semuanya untuk kemaslahatan kita, para muslimah agar terhindar dari fitnah. Karena itu, bila calonmu meminta fotomu maka kini engkau telah tahu jawabannya. Semoga engkau tidak tertipu oleh bujuk rayunya. Jadilah wanita mulia yang terhormat. Sungguh bila engkau perhatikan, hanya dienmu ini (Islam) yang mengangkat derajatmu dan memuliakan dirimu.

Semoga Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, para istrinya dan keluarga serta sahabatnya hingga hari akhir. Wallahu ‘alam bish-shawwab.

Sumber rujukan:

1. Fiqh Wanita, Hal: 399-340, Syaikh Kamil Uwaidah, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1999M.
2. Fatwa-fatwa Muslimah, Hal: 253-254, Darul Falah, Jakarta, 2000M.
3. Fatawa Liz Jauzain, Hal: 23-24, Media Hidayah, Jogjakarta, 2003M.

(Arochman Yudi Eko Prasetyo)

teretorial hijab

0 komentar
 
 buat yang maw pake jilbab pasmina keren nie ada teretorial'a..
saya ambil dari salah 1 jejaring sosial. semoga bermanfaat y...
 
 
 1. Kenakan pasmina, lebih panjang di salah satu sisi. Lalu semat jarum spt pada gbr. #LKayhzTutorial @LindaKayhz
 
2. Sibakkan ke blkg sisi yg lebih panjang. Lalu pegang & angkat tepian lebarnya, spt pd gbr. #LKayhzTutorial @LindaKayhz
 
 
3. Letakkan di atas kepala lalu semat. Satu sisi menggantung lebih panjang. #LKayhzTutorial @LindaKayhz
 
4. Bawa ke depan dada semua sisa pasmina yg tadinya ada di blkg. #LKayhzTutorial @LindaKayhz
 
5. 'cubit' bagian tengah pasmina yg tergerai, lalu bawa ke Leher dan sematkan. #LKayhzTutorial @LindaKayhz
 
 
6. Ambil bagian pasmina yg msh tergerai bebas. Lalu sematkan sudutnya tepat di blkg kpla #LKayhzTutorial @LindaKayhz
 
 
7. Viola! Ready to go attending buka bareng sahabat.

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

about me !!!

Foto saya
I was not pretty, I'm not smart, not rich, not talented, but who obviously I was not bad. and I am not a bad person especially cruel.

follow me on facebook

clock