Juli 30, 2012

Cantiknya Perempuan Aktif ^_




Karir Wanita Karir

Tiap membicarakan wanita karir, biasanya melintas sosok yang sudah baku
dibenak kita. Tubuh tinggi langsing berbalut stelan blazer. Dia memakai
rok mini-kadang super mini-membuat hidup kaum lelaki semakin complicated
saja. Dia juga bersepatu hak tinggi yang mempermudah datangnya penyakit
varises. Warna-warni kosmetiknya begitu semarak dan semerbak. Pokoknya,
ilmunya tentang bersolek dan mematut diri tak kalah canggih dari ahli tata
rias dan perancang busana.

Tak cukup mendandani fisik, ia juga mematut psikisnya. Cara hidup, cara
gaul, cita dan impiannya mencangkok budaya jahiliyah moderniyah. Persis dan
tuntas sampai ke akarnya. Tak ada batas muhrim dan non muhrim. Tak ada batas
halal dan haram. Semua serba boleh.

Kehidupan karir seperti ini tak lepas dari peran sentral-kafirin, fasiqin,
munafiqin-pemilik modal yang kapitalistik. Di tangan mereka terkonsentrasi
uang melimpah dengan daya menjajah. Sebagian besar wanita pekerja didikte
cara berbusana bahkan sampai berapa cm panjang rok mereka
oleh raja-raja uang dan kapten-kapten industri ini. Sayangnya, para wanita
ini happy-happy saja meski dijajah, karena ada imbalan uang. Demi uang ini
pula ada muslimah yang menanggalkan kerudungnya. "Aku sudah ke sana ke mari
melamar kerja, tapi ditolak terus. Terpaksa deh buka kerudung biar gampang
cari kerja. Habis, gimana dong, Mbak? (Lho, kok malah ngasih PR ke penulis).

Kalau begitu, jadi wanita karir itu haram, ya? Sebenarnya berkarir itu halal
jika berada dalam koridor syar'i. Ada tiga hal yang harus dipenuhi muslimah
jika ingin berkarir. Niatnya berkarir halal; caranya berkarir halal; dan
tujuannya berkarir halal. Wuih, susah! Memang susah, karena kita berada
dalam sistem yang tidak islami. Kita berada di lingkungan orang-orang
ngueyeell. "Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum)
siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang
yakin?" (Al-Maidah: 50).

Ngomong-ngomong, ada nggak sih wanita karir yang tidak dijajah meski menjadi
manajer di perusahaan multi nasional? Tidak punya stelan blazer, malah
berbusana muslimah gombrong. Tidak punya berbagai sepatu hak tinggi, malah
cuma memakai sepasang sepatu bertahun-tahun. Tidak memiliki emas perhiasan
se-gram pun, malah gajinya yang jutaan diinfaqkan. Tidak dipoles kosmetik,
tapi natural, apa adanya. Tidak mencangklong tas kerja trendy, malah membawa
dompet kecil saja.

Alhamdulillah ada. Dan semoga semakin banyak muslimah yang bisa semerdeka
dia. Wanita karir ini berprinsip Hasbunallahu wani'mal wakil. Dan tentu saja
tidak cengeng. Allah tidak akan menolong hambaNya yang ongkang-ongkang.
Tidak ada jihad tanpa kerja keras lahir batin.

Sungguh, dia tidak dijajah bosnya yang orang Hong Kong. Dia merdeka dengan
karirnya sebagai seorang muslimah. Sang Bos sangat menghargai cara hidupnya
sebagai muslimah. Tidak bersalaman dengan lelaki non muhrim meskipun dia
presiden direktur. Tidak mengucapkan selamat natal meskipun sehari-hari
bertemu. Tidak menghadiri ulang tahun meskipun sudah disediakan meja khusus
di restoran terkenal. Tidak datang ketika dijamu di klub karaoke terkenal di
Jakarta Barat.

Ini kisah nyatanya....

Baru setahun lebih menikah dengan seorang ustadz, suaminya dipenjara rezim
Orde Baru karena ceramah agama di Tanjung Priok (lebih kurang tahun 1986).
Wanita ini masih kuliah di FHUI tingkat III ketika itu dan memiliki seorang
bayi. Awal suami di penjara, santunan dari keluarga dan teman-teman masih
lancar. Lama kelamaan berkurang dan rasa malu membuatnya rikuh
meminta-minta. Berhari-hari ia hanya menggenggam uang seribu perak kadang
malah cuma cepek. Ia sering mengutang sayur di warung tetangga milik penjaga
penjara di Cipinang, Jakarta Timur.

Meski biaya terseok-seok, kuliahnya bisa selesai juga. Saking tak punya
uang, biaya wisuda dibayari oleh dosennya, Ibu Chandra Motik. Setelah itu
dia mulai melamar kerja. Benar saudara-saudara. Lamarannya ditolak karena
cara berbusananya yang tidak fashionable (1988). Dia pantang menyerah karena
prinsipnya: Lebih baik mati kelaparan karena berkerudung daripada bekerja
tanpa berbusana muslimah. No way buka kerudung!

Alhamdulillah. Hasbunallahu wa ni'mal wakil. Dia diterima bekerja di Yayasan
Al-Muslim dengan gaji Rp. 150.000 per bulan. Karena harus sering besuk ke
penjara-tentu saja membutuhkan banyak biaya-si ibu berusaha menambah
penghasilan. Dia mengajar ngaji karyawati Hotel Mandarin dengan honor Rp.
20.000 per pertemuan. Si ibu sering membawa bocahnya bekerja dan pergi
mengajar agar si anak merasakan nikmatnya hidup sebagai muslim dan merasakan
jihad. Learning by doing, istilahnya.

Cukup setahun dia pindah kerja ke Yayasan Pembinaan Manajemen dan setelah
itu ke perusahaan eksportir rotan ke Eropa. Gajinya Rp. 250.000 per bulan.
Dia juga mencari tambahan penghasilan dengan menerima catering makan siang
dari kantor sebelah. Petugas pengantar makanan adalah bocah balitanya plus
sebagai khadimah. Dia juga berjualan majalah Aku Anak Saleh dengan jumlah
ratusan eksemplar. Si bocah balita ikut menjadi pengantar majalah kepada
para langganan. Si anak memang selalu terlibat dalam setiap kegiatan ibunya.

Subhanallah. Penghasilannya bisa mencapai satu juta rupiah per bulan.

Karena usaha catering mulai goyah lantaran kantor itu mau tutup, si ibu
melamar kerja ke kedutaan Amerika. Ada jabatan lowong sebagai asisten Kepala
Penerangan Kedutaan AS. Tes demi tes bisa lolos namun tanpa penjelasan
rinci, dirinya ditolak begitu saja. Boleh jadi gara-gara jilbab. Nggak
ngaruh. No way buka kerudung. Allah memuliakanku dengan dien-Nya. Dan
cukuplah itu bagiku.

Tak lama kemudian dia bekerja di perusahaan Taiwan sebagai sekretaris
Direktur Pabrik. Gajinya setengah juta rupiah (1991). Dia tetap berjualan
majalah dan mengirim artikel ke majalah SABILI sebagai upaya mencari
tambahan penghasilan.

Baru dua bulan, manajemen pabrik itu goncang. Dia kemudian melamar kerja di
perusahaan garmen eksportir dengan 500 pekerja yang 99 % nya terdiri dari
wanita. Pertama wawancara, Sang General Manager "a little bit shock", karena
si ibu menolak bersalaman sebagai tanda perkenalan baku di dunia karir.
Alhamdulillah, Allah yang merupakan sentral dari segala sesuatu,
menggerakkan hati sang GM. Anda diterima bekerja di pabrik baru kami di
Cakung sebagai Kepala Personalia.

Tapi, bagaimana tanggapan para pekerjanya? Alhamdulillah, justru beberapa
orang pekerjanya yang beragama lain kembali ke agama fitrah, Islam. Ia
sekuat tenaga menerapkan suasana islami di lingkungan pabrik. Tak heran jika
kemudian ada beberapa pekerja non muslim dengan suka rela memeluk Islam.
Bahkan pekerja non muslim setiap memasuki ruang kerjanya mengucapkan
"Assalamu'alaikum. Ibu...."

Jangan dikata pekerja yang mengenakan busana muslimah. Mereka dapat bekerja
dengan tenang, meski di pabrik tetangga masih ada yang alergi dengan busana
muslimah yang dipakainya. Namun tetap saja semakin banyak pekerja yang
menutup auratnya.



Wallahualam bi shawab





https://www.facebook.com/IloveOriginalKawanimut/app_243996819014615

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

about me !!!

Foto saya
I was not pretty, I'm not smart, not rich, not talented, but who obviously I was not bad. and I am not a bad person especially cruel.

follow me on facebook

clock